sawitsetara.co – JAKARTA – Pemerintah menyiapkan strategi fleksibel untuk menjaga nilai tambah sawit. Saat harga minyak sawit dunia (crude palm oil/CPO) dunia menguat, ekspor akan didorong. Sebaliknya, jika harga melemah, pasokan akan diserap melalui program biofuel nasional.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pendekatan ini memungkinkan Indonesia mengatur arah hilirisasi sawit sesuai dengan kondisi pasar global tanpa kehilangan peluang di dalam negeri.
“Khusus CPO, kita lihat kalau harga menguntungkan di tingkat dunia, kita lempar (ekspor) keluar. Tapi begitu harga turun, (kita serap untuk) biofuel,” kata Mentan Amran ditemui di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kanpus Kementan), Jakarta.
Mentan Amran menyebut, pemerintah terus memperkuat hilirisasi CPO melalui program campuran biodiesel yang kini sudah mencapai B40 dan sedang disiapkan menuju B50. Menurut Amran, pengembangan biofuel menjadi tumpuan utama hilirisasi sawit sekaligus bantalan saat harga global melemah.
“Kalau betul-betul program Bapak Presiden, arahan Bapak Presiden, biofuel itu B50, B40 jadi kenyataan. Kita kendalikan. Tinggal atur. Harga bagus kita lempar. Harga turun kita tarik,” ujar Mentan Amran.
Sehingga diharapkan dengan posisi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia, strategi ini dinilai penting untuk memperkuat daya tawar di pasar global sekaligus menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan pelaku industri hilir.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *