KONSULTASI
Logo

Pemerintah Umumkan Implementasi B40 Capai 6,8 Juta Kiloliter Per Semester I 2025

13 Agustus 2025
AuthorTim Redaksi
EditorEditor
Pemerintah Umumkan Implementasi B40 Capai 6,8 Juta Kiloliter Per Semester I 2025

sawitsetara.co – JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan implementasi program biodiesel 40 (B40) telah mencapai 6,8 juta kiloliter (KL) pada semester I 2025. Target 2025 ini adalah 13,5 juta KL, sehingga realisasinya telah mencapai 50,4 persen.


“Target kita kan 13,5 juta (KL) di tahun 2025, realisasinya sudah 6,8 juta KL,” ucap Bahlil dalam konferensi pers capaian kinerja semester I tahun 2025 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang digelar di Jakarta, Senin (12/08/2025), seperti dikutip Antara.


Adapun program mandatori biodiesel ini membawa manfaat ekonomi signifikan, termasuk penghematan devisa sebesar 3,68 miliar dolar AS atau sekitar Rp60,37 triliun pada tahun ini. Selain itu, program tersebut juga meningkatkan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp9,51 triliun.


Bahlil juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan harga antara Public Service Obligation (PSO) dan non-PSO. Untuk itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) atau pemerintah memberikan dukungan agar harga B40 lebih terjangkau bagi industri.


“Memang ada PSO dan non-PSO. Bagi industri itu non-PSO dan harganya memang berbeda dengan PSO. Karena itu di-cover oleh BPDPKS atau oleh pemerintah,” ucap Bahlil.


Saat ini, kata Bahlil, pemerintah masih mencari formulasi agar perusahaan industri bisa menggunakan B40 dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan begitu, implementasi program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian nasional


“Pemerintah sedang mencari formulasi agar perusahaan-perusahaan industri bisa memakai B40 dengan harga yang terjangkau,” kata dia.


Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyatakan beberapa perusahaan industri yang menggunakan B40 non-PSO mengeluhkan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan PSO. Namun, menurut Eniya, harga ini masih dalam tahap diskusi.


“Itu harganya sedikit lebih tinggi, mahal. Ada yang beli sampai Rp24 ribu, tapi ada yang beli juga Rp12 ribu,” tutur Eniya.


Ihwal rencana implementasi B50 pada 2026, Eniya mengungkapkan bahwa belum ada road test untuk B50. Namun, ia berencana untuk mempersiapkan implementasi B50 bersama Menteri ESDM. Pemerintah optimistis bahwa B50 dapat segera dilaksanakan pada tahun depan.


Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memastikan biodiesel 50 (B50) akan diimplementasikan pada 2026. Dia menyampaikan bahwa saat ini pemerintah masih mengevaluasi implementasi B40. Sejauh ini, ia menilai implementasi B40 berada di kategori berhasil.


Oleh karena itu, ia optimistis implementasi B50 dapat dimulai pada awal 2026. Sikap tersebut sekaligus memberi kepastian, setelah muncul kekhawatiran tertunda implementasi B50 karena kendala bahan baku.


Jur: Hendrik Khoirul


Berita Sebelumnya
Harga CPO di Kalteng Periode II Juli Ditetapkan Rp14.014,20, Harga TBS Terkerek Naik

Harga CPO di Kalteng Periode II Juli Ditetapkan Rp14.014,20, Harga TBS Terkerek Naik

sawitsetara.co – PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perkebunan meng

12 Agustus 2025 | Edukasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *