sawisetara.co - BANDA ACEH - Pemerintah Aceh mengajak perusahaan global untuk berinvestasi membangun industri hilirisasi kelapa sawit di Tanah Rencong. Meski menjadi salah satu daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia, Aceh hingga kini belum memiliki pabrik pengolahan lanjutan seperti refinery.
“Kita mengajak seluruh pemilik perusahaan global untuk membeli sawit Aceh dan memulai investasi membangun pabrik hilirisasi di sini,” kata Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, Rabu (13/08/2025) di Banda Aceh.
Ajakan itu disampaikan dalam forum peluncuran Kelompok Kerja Kemitraan Kelapa Sawit Berkelanjutan yang digelar Yayasan Inisiatif Dagang Hijau. Acara ini dihadiri sejumlah raksasa industri sawit dunia seperti Unilever, Pepsico, Nestle, Mars, Mondelez, Musim Mas, Apical, Permata Hijau Group, dan Sinar Mas, serta perwakilan dari Belanda, Denmark, Norwegia, dan negara lainnya.
Fadhlullah menegaskan, Pemerintah Aceh berkomitmen memenuhi permintaan pasar global akan kelapa sawit yang legal, bebas deforestasi, dan inklusif terhadap petani. Komitmen itu tertuang dalam Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan Aceh 2023–2045 (Pergub No. 9/2024) dan Rencana Aksi Daerah 2023–2026 (Pergub No. 17/2024).
Saat ini, Aceh memiliki 63 pabrik kelapa sawit dengan produksi lebih dari 1 juta ton CPO per tahun dari 470 ribu hektare perkebunan, atau sekitar 2,41 persen produksi nasional. Namun seluruhnya masih berupa CPO tanpa pengolahan lebih lanjut.
“Kita ingin refinery yang berkelanjutan hadir di Aceh, baik untuk minyak makan, mentega, kosmetik, maupun produk turunan sawit lainnya,” ujarnya.
Untuk mendukung investasi, Aceh telah menyiapkan infrastruktur mulai dari satu bandara internasional, 10 bandara lokal, lima pelabuhan perikanan internasional, lima pelabuhan domestik, pembangkit listrik, jaringan interkoneksi, hingga 23 perusahaan air minum. Pembangunan jalan tol dan terowongan strategis juga tengah dipercepat untuk membuka akses ekonomi ke berbagai wilayah.
“Dengan dukungan infrastruktur ini, kami siap menyambut investor yang ingin mengembangkan industri hilirisasi sawit di Aceh,” tegas Fadhlullah.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *