sawitsetara.co – JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memprediksi ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) 2025 berpotensi turun hingga 1,5 juta ton. Penurunan ini berpotensi menghambat rencana pemerintah untuk menerapkan program mandatori biodiesel 50% (B50) pada 2026.
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menjelaskan bahwa selama ini sumber pendanaan program B50 adalah dari pungutan ekspor (PE) CPO. Dengan tren produksi minyak sawit yang cenderung stagnan, ia menyarankan pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.
“Kalau dengan kondisi produksi seperti saat ini akan sulit, karena ekspor pun ada kecenderungan turun. Sedangkan B50 akan dibiayai dari pungutan ekspor sawit,” ujar Eddy, Selasa (12/8/2024), dikutip dari laman resmi GAPKI.
Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO Indonesia pada 2024 mencapai 52 juta ton, dengan konsumsi domestik sebesar 23,8 juta ton atau 45,2% dari total produksi. Pada tahun ini, produksi diproyeksikan naik tipis menjadi 53,6 juta ton. Di sisi lain, ekspor CPO diperkirakan turun menjadi 27,5 juta ton.
Penurunan ekspor CPO ini akan berdampak pada besaran pungutan ekspor, yang menjadi sumber utama pembiayaan subsidi biodiesel. Hal ini dapat mempengaruhi program biodiesel yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan regulasi baru untuk membuat harga B40 (campuran 40% biodiesel dan 60% solar) lebih terjangkau bagi pelaku industri. Bahlil mengatakan bahwa pihaknya sedang mencari formulasi agar perusahaan industri bisa memakai B40 dengan harga yang kompetitif.
“Kami sedang mencari formulasi agar perusahaan industri bisa memakai B40 dengan harga yang kompetitif,” kata Bahlil dalam paparan kinerja semester I-2025 di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Biodiesel saat ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu public service obligation (PSO) dan non-PSO. Sektor industri nantinya akan menggunakan B40 non-PSO dengan harga yang lebih bersaing di pasar. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan biodiesel di Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *