KONSULTASI
Logo

Sawit Terbukti Jadi Kunci Pembangunan Indonesia

11 Agustus 2025
AuthorTim Redaksi
EditorEditor
Sawit Terbukti Jadi Kunci Pembangunan Indonesia

sawitsetara.co – JAKARTA – Suka tidak suka sudah terbukti bahwa komoditas kelapa sawit telah memegang peran kunci dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Kontribusi terhadap perekonomian nasional, penguatan desa, serta dukungannya terhadap ketahanan energi dan pangan patut mendapat perhatian besar.


Potensi besar itu menunjukkan bahwa sawit bukan sekadar komoditas, melainkan aset strategis bangsa yang menyentuh berbagai lini kehidupan masyarakat. Pengembangan produk turunan sawit memberikan dampak besar dan multidimensi.


Selain meningkatkan nilai tambah nasional dan pendapatan petani secara signifikan, sawit memperkuat kemandirian ekonomi daerah melalui nilai tambah lokal dan penciptaan lapangan kerja, hingga mendorong ekspor produk jadi.


Tidak hanya itu, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), devisa dari ekspor produk sawit mencapai USD27 miliar sepanjang 2024. Angka ini menjadikannya sebagai penyumbang terbesar dari sektor pertanian terhadap neraca perdagangan Indonesia. Sawit juga menyumbang hampir 11 persen terhadap total ekspor nonmigas nasional. Meski volume ekspor turun, tingginya permintaan domestik terutama untuk kebutuhan energi dan pangan menunjukkan peran strategis sawit dalam perekonomian nasional. Dari sisi ketenagakerjaan, industri sawit menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja dengan 2,4 juta di antaranya adalah petani swadaya.


Di wilayah sentra sawit, komoditas itu telah mengangkat taraf hidup masyarakat desa. Infrastruktur desa pun berkembang, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tumbuh, dan pasar lokal semakin dinamis. "Sawit bukan hanya ekspor. (Komoditas) Ini adalah tulang punggung ekonomi Indonesia," ujar Dr.Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA, C.APO selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indoenesia (APKASINDO).


Gulat menjelaskan bahwa hilirisasi menjadi kunci agar nilai tambah sawit tidak hanya dinikmati segelintir pemain besar, tetapi juga petani kecil di desa.


“Hilirisasi industri sawit bukan sekadar soal bisnis, melainkan membangun fondasi keberlanjutan jangka panjang untuk seluruh rantai nilai, mulai dari petani hingga industri hilir,” tambah Gulat.


Jika diterapkan secara menyeluruh, nilai tambah hilirisasi dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit rakyat sambil memperkuat industri nasional secara umum. Dia mencontohkan, pendirian pabrik mini oleh petani sawit, khususnya petani kecil, dapat melipatgandakan nilai tambah hingga lima kali lipat.


Artinya, petani tak hanya menjual minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), tetapi juga mengolah menjadi produk yang memberikan margin jauh lebih tinggi. Di Papua Barat, misalnya, ketiadaan pabrik pengolahan menyebabkan kerugian petani hingga Rp 30 miliar per tahun. Namun, saat pabrik mini berdiri, nilai jual meningkat, lapangan kerja lokal bertambah, dan perekonomian desa menjadi lebih bergairah. Di Riau, 84% pendapatan petani sawit dibelanjakan di pasar lokal. Sejumlah infrastruktur publik, seperti jalan desa dan pelabuhan kecil, diperbaiki berkat aktivitas industri sawit.


Berita Sebelumnya
Integrasi Sawit – Sapi Dorong Swasembada Daging

Integrasi Sawit – Sapi Dorong Swasembada Daging

sawitsetra.co – KALIMANTAN SELATAN – Berbagai langkah terus dilakukan oleh pemerinah untuk mencapai

10 Agustus 2025 | Edukasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *