KONSULTASI
Logo

Petani dan Industri Dirangkul untuk Dorong Hilirisasi Perkebunan, Diantaranya Sawit

19 Agustus 2025
AuthorTim Redaksi
EditorEditor
Petani dan Industri Dirangkul untuk Dorong Hilirisasi Perkebunan, Diantaranya Sawit

sawitsetaraco – JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menetapkan peta jalan hilirisasi perkebunan 2025–2027. Kebijakan ini difokuskan pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah, dan daya saing komoditas strategis nasional.


Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bergerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden RI Prabowo Subianto dengan mengumpulkan petani serta pelaku usaha perkebunan guna menyelaraskan langkah dalam memperkuat hilirisasi sektor perkebunan.


Amran menegaskan bahwa hilirisasi menjadi kunci dalam mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan petani. “Kami ingin petani mendapatkan nilai tambah dari hasil perkebunan mereka,” ujarnya.


Strategi ini meliputi diversifikasi produk, penguatan kemitraan, perluasan akses pasar, diplomasi perdagangan internasional, sertifikasi, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan.


“Pupuk sudah oke, kredit dapat diakses, subsidi bibit disediakan. Perintah Bapak Presiden jelas, tingkatkan kesejahteraan petani. Petani tidak boleh lagi hanya menjual bahan mentah. Kita dorong industri di dalam negeri untuk menyerap hasil perkebunan sehingga nilai tambahnya tinggal di Indonesia,” tegas Amran.


Sekretaris Jenderal Kementan, Ali Jamil, menambahkan bahwa pihaknya telah mengusulkan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) untuk tahun 2025-2027 guna mendukung kegiatan hilirisasi.


“Anggaran ini akan difokuskan pada sarana dan prasarana produksi di hulu untuk memastikan ketersedian bahan baku dan agar rantai pasok perkebunan semakin efisien,” jelasnya.


Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Abdul Roni Angkat menyampaikan, program hilirisasi akan difokuskan pada komoditas unggulan seperti kelapa sawit, tebu, kelapa, kakao, kopi, lada, pala, dan jambu mete.


“Kita ingin hilirisasi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh petani, industri, dan pasar global,” ujar Roni.


Sekedar catatan, hilirisasi dalam konteks industri kelapa sawit, mengacu pada upaya untuk mengolah minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil atau CPO) dan produk turunannya menjadi produk-produk bernilai tambah tinggi, baik untuk kebutuhan pangan, oleokimia, bioenergi, maupun biomassa.


Hilirisasi sawit di Indonesia telah menghasilkan lebih dari 200 jenis produk turunan. Peningkatan jumlah produk ini merupakan hasil dari upaya pemerintah dan industri untuk meningkatkan nilai tambah dari kelapa sawit, yang awalnya diekspor dalam bentuk mentah.


 


Berita Sebelumnya
Pemerintah Berhasil Amankan 3,1 Juta Hektare Lahan Sawit Ilegal, Nasib Buruh Sawit Jadi Pertanyaan

Pemerintah Berhasil Amankan 3,1 Juta Hektare Lahan Sawit Ilegal, Nasib Buruh Sawit Jadi Pertanyaan

Pencapaian pemerintah menertibkan lahan sawit ilegal maupun melanggar hukum yang disampaikan Preside

18 Agustus 2025 | Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *